Rabu, 18 Maret 2015

MUSIKALISASI PUISI "IBU"


Drama Musikalisasi Puisi Kelompok Amir Hamzah
  • Tema: Ibu
  • Judul: Terimakasih Ibu
  • Peran:
  1. Annisa Astria sebagai Ibu
  2. Roberto Hasudungan sebagai anak pertama (pengusaha)
  3. Mardiantina sebagai anak kedua (psikolog)
  4. Soraya Nur Ishmah sebagai anak ketiga (pramugari)
  5. Yurida Afrilia sebagai anak bungsu
  6. Shalista Maulid sebagai adik ibu
  7. Nadya Rizky sebagai pembaca puisi
  8. M. Dzaky sebagai kameramen


  • Naskah Drama:
     Suatu hari di sebuah desa tinggalah seorang ibu bersama empat orang anaknya, ketiga orang anaknya sudah mulai beranjak dewasa, mereka hendak pergi untuk mengadu nasib di kota.

Soraya : “ Bu… “

Ibu : “ Loh, kalian mau kemana? Mengapa kalian membawa barang-barang kalian?”

Roberto : “ Kami hendak pergi ke kota, Bu.”

Ibu : “ Mau apa ke kota?”

Roberto: “Kami ingin mencari uang dan membahagiakan Ibu.”

Ibu: “Ibu sudah bahagia bersama kalian.”

Soraya: “Tapi kami mau membanggakan Ibu dengan usaha kami sendiri.”

Nana: “Kami janji Bu, kami akan kembali.”

Roberto: “ Dan kami akan membanggakan Ibu.”

Anak-Anak: “Doakan kami ya, Bu.. (serempak)”
      
     Walaupun dengan berat hati, Ibu itu melepas kepergian ketiga anaknya.


     Setahun Kemudian...


(monolog1)
Roberto pulang dari kantornya dan masuk ke ruang kerjanya.

Roberto : “Huh, pulang kantor tetap aja ke ruangan ini, aku bosan, aku jenuh , aku ingat saat dirumah ibu selalu menyemangatiku saat aku lelah, aku ingin pulang, (menghela nafas ) aku ingin telepon adik, kali saja dia mau ikut aku untuk pulang minggu depan. (berbicara melalui telepon) Hallo? Adik? Aku ingin pulang minggu depan kamu mau ikut? Oh, iya bagus - bagus nanti kita ketemu ya? Oke.”  

(monolog2)

Soraya pulang ke rumahnya setelah selesai bertugas sebagai pramugari di sebuah maskapai penerbangan.
Soraya : “(menghela nafas) Perjalanan ini begitu melelahkan aku terbang diudara berjam-jam, keadaan ini membuatku rindu kepada ibu, ibuku apa kabar? (tiba-tiba telepon berdering) Wah kebetulan abang menelepon, (mengangkat telepon) Hallo, abang? Ya, aku ingin sekali ketemu ibu, baiklah kalau begitu minggu depan kita bertemu ibu, akan aku kabari kak Nana segera, baiklah terimakasih bang, sampai jumpa.

(monolog3)

Nana sedang mengobrol bersama temannya setelah selesai praktik sebagai psikolog di sebuah rumah sakit. Ketika sedang mengobrol, temannya mendapat telepon dari ibunya yang mengharuskannya segera pulang. ketika itu Nana jadi teringat akan keadaan ibunya di desa yang sudah lama tak dikunjunginya.
Nana : “Ibu, ibuku sekarang keadaannya bagaimana? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, aku kangen ibu”


     Sementara itu dirumah ibunya….


Ibu: (batuk – batuk)

Shalista: “ Kaka gapapa ?”

Ibu : “Tidak apa- apa” (sembari jalan menuju kamar)

     Di kamar...

Ibu : “ Rumah ini begitu sepi ya, tidak ada anak-anak, aku rindu pada anak-anakku, bagaimana keadaan mereka disana?

Shalista : “ Kakak tenang saja mereka pasti kembali, kan disini masih ada aku dan si bungsu.”

Ibu : “Tapi anakku bukan hanya satu, merekapun anak-anakku aku rindu terhadap mereka.”

Shalista: “ Aku tau kak, tetapi mereka merantau untuk masa depan mereka, mereka pasti kembali”

Ibu : (batuk-batuk)

Shalista : “ Kakak kenap? Aku ambilkan minum dulu ya sebentar.”


     Beberapa saat kemudian si bungsu dating menghampiri ibunya….


Yurida : “ Ibu, Ibu kenapa ?”

Ibu : “ Tidak apa-apa nak mari duduk disebelah ibu nak.”

Yurida : “ Ibu, ibu kenapa ?”

Ibu : “ Hmm.. sudahlah lupakan saja, sini ibu sisiri, rambutmu berantakan ( menyisir rambut si bungsu ) tapi, sebenarnya ibu rindu dengan kakak-kakakmu.”

Yurida : “ Iya bu aku pun merindukan mereka, kapan mereka pulang.”

Ibu : “ Ibu tak tahu nak, ibu pun tidak tau apakah mereka masih ingat ibu atau tidak.”

Yurida : “ Ya sudahlah bu, jangan bersedih kan masih ada aku.” ( lalu mereka berpelukan )
     Tiba-tiba Shalista datang.
 
Shalista : ( mengetuk pintu ) “ Kak, ada yang ingin bertemu.”

Annisa : “Siapa?”


     Tak disangka ternyata anak-anaknya datang, mereka pun masuk satu persatu..

Roberto, Soraya dan Nana : “Bu, kita pulang.”

Yurida : “ Kakak... Bu, kakak pulang.”

Annisa : “ Kemana saja kalian selama ini ? mengapa kalian baru pulang sekarang?.”

Roberto: “ Maafkan kami bu, sebenarnya kami ingin sekali pulang tetapi pekerjaan kami menuntut kami untuk tidak pulang dalam waktu dekat.”

Soraya : “ Maafkan kami bu, kami seharusnya tidak seperti itu.”

Mardiantina : “ Terimakasih ya bu berkat do’a ibu kami bisa seperti ini.”

Soraya,Roberto, dan Mardiantina : “Maafkan kami ya bu.”
     Akhirnya anak-anaknya kembali dan sang Ibu pun senang karena bisa berkumpul bersama lagi...

  • Musik dan Lagu:

Terimakasih Ibu

Lagu asli : One Ok Rock (Whatever You Are) 
Arransement : Roberto H.
 
          Belaian Kasihmu Ibu

          Cinta dan sayangmu

          Ibu…. Ibu….

          Tak Tergantikan


          Kaulah Segalanya Ibu

          Didalam hidupku

          Ibu… Ibu…

          Kau Malaikat dihidupku


          Reff :

          Terimakasih atas segalanya

          Kasih sayangmu takkan kulupakan

          Slalu kusimpan dihati dirimu oh ibu

          Karna kaulah segala-galanya bagiku


          Terimakasih atas segalanya

          Peluk hangatmu slalu kurindukan

          Sorot matamu, senyummu hiasi hariku

          Sungguh aku sayang kepadamu


          Cahaya matamu Ibu

          Bagai sinar mentari

          Ibu..Ibu..

          Kau menerangi hidupku


          Tak perduli sakit yang kau rasa Ibu

          Kau tetap merawatku

          Trimakasih oh ibu

          Kucinta padamu

  • Puisi:

Terimakasih Ibu 

Ciptaan : Nadya Rizky Amalia

          Ibu ….

          Kau segalanya bagiku

          Kau malaikat di hidupku

          Kau anugrah terbesar yang aku miliki


          Ibu…

          Terimakasih atas peluk hangatmu

          Terimakasih atas kasih sayangmu

          Terimakasih atas segalanya

          Aku sayang ibu

  • Amanat: 
        Meskipun kita jauh dengan orang tua kita, jangan pernah melupakan apapun yang telah mereka berikan pada kita. Karena, tanpa doa dan restu orang tua kita tidak bisa menjadi sesuatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar